DUNIA BATAS
Halo teman-teman, selamat datang di blog ini! 🎶
Sedikit mengenal lebih dekat, Payung Teduh adalah band asal Jakarta yang berdiri sekitar tahun 2007. Awalnya mereka hanya tampil dari panggung ke panggung kecil, dengan formasi sederhana beranggotakan Is (vokal), Comi (kontrabas), Cito (drum), dan Ivan (gitar). Album ini lahir dari keresahan dan perjalanan para personel dalam menuliskan kisah-kisah kehidupan sehari-hari. Liriknya banyak berbicara tentang cinta, rindu, perjalanan, dan perpisahan, tema yang universal tapi disajikan dengan bahasa puitis khas. Musik mereka berkembang dari obrolan dan pertemuan sederhana, lalu melebar menjadi karya yang dicintai banyak orang. Perpaduan antara folk, keroncong, dan jazz akustik membuat warna musik Payung Teduh terasa unik sekaligus akrab di telinga.
Salah satu karya penting mereka adalah album “Dunia Batas”. Album ini merupakan album studio kedua Payung Teduh yang dirilis pada 1 April 2012 di bawah label indie Ivy League Music. Awalnya album ini hanya dirilis dalam format CD. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 11 November 2014, label resmi merilisnya dalam bentuk digital download agar bisa menjangkau lebih banyak pendengar. Tidak berhenti sampai di situ, dalam perayaan Record Store Day Indonesia pada 18–19 April 2015, album Dunia Batas juga hadir dalam format kaset secara terbatas, hanya 300 keping saja—sebuah rilis spesial yang kini jadi incaran para kolektor musik indie di Indonesia. Payung Teduh. Tidak heran jika banyak pendengar merasa seperti sedang “dibacakan puisi” saat menikmati lagu-lagu di album ini. “Dunia Batas” seakan menjadi ruang di mana kita bisa singgah sejenak, mengendapkan perasaan yang seringkali sulit diucapkan. Bagi saya pribadi, mendengarkan album ini terasa seperti membaca buku puisi yang diiringi melodi indah. Setiap lagu punya caranya sendiri untuk menyentuh hati, baik lewat kata-kata maupun nada.
Lewat blog ini, saya ingin mengajak kalian menyelami lebih jauh perjalanan musik Payung Teduh dalam album ini. Kita akan membahas bagaimana liriknya bisa begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari, bagaimana musiknya sederhana tapi membekas, hingga alasan mengapa lagu-lagu di Dunia Batas masih relevan untuk didengar sampai sekarang.
Komentar
Posting Komentar